Photo yang diambil sesaat sebelum kejadian Suara takbir berkumandang di mesjid – mesjid pada malam menjelang Idul Adha 1381 H / 14 Mei ...
Photo yang diambil sesaat sebelum kejadian |
Suara takbir berkumandang di mesjid – mesjid pada malam menjelang Idul Adha 1381 H / 14 Mei 1962 di seluruh penjuru Jakarta, bersiap menyambut datangnya hari yang istimewa dalam sejarah umat manusia dimana seorang hamba menunjukkan ketaqwaannya kepada sang Khalik dengan kerelaan berkorban yang tiada duanya. Tapi pada malam itu rasa gundah bercampur waswas menyelimuti perasaan AKBP Mangil Martowidjojo, komandan Detasemen Kawal Pribadi yang bertugas menjaga keselamatan presiden. Bagaimana tidak, siang sebelumnya ia menerima informasi bahwa akan terjadi upaya pembunuhan terhadap Presiden Soekarno saat melaksanakan sholat Idul Adha yang hendak diselenggarakan di halaman antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Mangil menyadari bahwa info ini bukan isapan jempol mengingat pada hari Idul Fitri di tahun yang sama rencana serupa sudah ada tetapi terbongkar dan para pelakunya dapat ditangkap.
Maka segala daya dan upaya dikerahkan untuk mengagalkan niat jahat tersebut. Strategi untuk mengamankan Bung Karno dirancang dengan cermat walaupun terkendala dengan teknologi pada waktu itu yang belum mengenal detektor metal, sehingga seketat apapun pemeriksaan kemungkinan lolos bagi orang yang menyelundupkan senjata selalu ada. Tapi Mangil beserta para anak buahnya bertekad untuk melaksanakan tugas sebaik – baiknya. Bagi mereka gugur dalam melaksanakan tugas lebih terhormat dibanding seumur hidup menyandang malu akibat gagal menyelamatkan presiden.
Saat yang mendebarkan itu pun tiba. Presiden dan para jamaah berdatangan ke tempat sholat. Let.Kol. Sabur, sang ajudan presiden mati – matian membujuk Bung Karno agar membatalkan niatnya menunaikan sholat Idul Adha, tapi Bung Karno tidak menggubrisnya.
“Semua ulama dan tokoh Islam sudah berkumpul, saya akan melaksanakan sholat Ied”, kata Bung Karno.
Lalu Bung Karno mengambil tempat di shaf paling depan, didampingi KSAD A.H. Nasution sebelah kiri disusul oleh Ketua DPRGR K.H. Zainul Arifin. Sholat Ied dilaksanakan dengan Ketua PBNU Idham Khalid sebagai imam. Para pengawal presiden ikut sholat dibelakang Bung Karno sambil berjaga – jaga . Semuanya berjalan lancar hingga memasuki rakaat kedua, tetapi para pengawal tetap siaga.
Keadaan mendadak berubah saat jamaah bangkit dari rukuk dan mengucapkan Sami Allahu liman hamidah , kira – kira dari shaf ke enam di belakang tiba – tiba terdengar seseorang berteriak “Allahu Akbar !”, lalu dia melepaskan beberapa tembakan sambil berlari mendekati Bung Karno. Dengan sigap anggota pengawal presiden bernama Soedarjat membalikkan badan sambil mencabut pistol, tapi dadanya tertembak dan ia pun roboh. Suasana sholat yang semula khusyuk berubah menjadi kacau balau. Tetapi si penembak dapat diterjang oleh anggota DKP bernama Sribusono hingga terjatuh dan dapat diringkus. Sementara Soesilo yang membantu melumpuhkan penembak tercengang karena tiba – tiba darah menetes membasahi bajunya, ternyata sebutir peluru bersarang di kepalanya.
Tidak ada yang merasa tidak terguncang dengan penembakan tersebut , termasuk Menteri Agama K.H. Saifudin Zuhri yang kerah kemejanya robek disambar peluru. Tapi yang lebih mengejutkan dirinya ternyata peluru tadi mengenai sahabatnya, K.H. Zainul Arifin, yang langsung tersungkur sambil memegang bahunya yang berlumuran darah,”Saya kena ...”, katanya sambil menahan sakit.
Si penembak berhasil dilumpuhkan |
Sempat tersiar kabar bahwa Sanusi gagal membunuh Bung Karno karena sewaktu mengarahkan pistolnya tiba – tiba ia melihat tubuh presiden RI tersebut menjadi dua yang membuat Sanusi kebingungan. Entahlah. Tapi yang pasti bukti – bukti dan kesaksian di persidangan menunjukkan bahwa Kartosuwiryo selaku pemimpin DI/TII berada di balik percobaan pembunuhan itu dengan memerintahkan Sanusi sebagai eksekutor yang dalam aksinya dibantu oleh tujuh anggota DI/TII yang lain. Bahkan seorang rekan Sanusi yang bernama Djaja Permana sudah dibekali granat untuk memuluskan upaya pembunuhan tersebut, tetapi Djaja urung masuk ke halaman istana karena nyalinya menciut sewaktu melihat penjagaan disana. Ya, Kartosuwiryo yang dulu menjadi teman Soekarno di rumah kos milik H.O.S. Cokroaminoto . Kartosuwiryo yang sering berdiskusi bersama Soekarno, Muso, Semaun, dirumah tersebut menyikapi penindasan pemerintah kolonial terhadap rakyat Indonesia. Kartosuwiryo yang sering mengejek Soekarno sebagai orang gila karena merasa terganggu mendengar latihan pidato Soekarno, sementara Soekarno membalas ejekan itu dengan jawaban bahwa ia berlatih pidato untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin Indonesia, sementara Kartosuwiryo yang kurus kering dinilainya tak punya bakat jadi pemimpin. Perbedaan pendapat diantara mereka berdua dalam menyikapi perjanjian Renville dan bentuk negara berujung pada keputusan Kartosuwiryo untuk membunuh Soekarno ! Sedangkan K.H. Zainul Arifin, setelah penembakan tersebut dirawat selama 3 bulan di RSPAD. Tetapi setelah itu kondisinya tidak bisa pulih seratus persen. Komplikasi pada sistem pencernaan ditambah trauma membuatnya harus keluar masuk rumah sakit. Akhirnya setelah mengisi hari – hari sendunya dengan banyak berdo’a pada tanggal 3 Maret 1963 ia menghembuskan nafas terakhir setelah bersenandung lagu rakyat Minangkabau : Mandi kulubuak mandalian / Udang disangko tali – tali / Mabuak untung jo parasaian .....
Ternyata bagi sebagian orang perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tabu, ketika tiada lagi titik temu maka yang dulu menjadi rekan seguru pun berubah menjadi seteru. Manakala pemikiran sudah tidak sejalan atau berseberangan kekerasan dianggap halal untuk membungkam ketidaksamaan pandangan, bahkan menghilangkan nyawa dibenarkan tidak terkecuali pada saat – saat dimana seharusnya ibadah ditunaikan. Tentu kisah diatas tak pantas dijadikan tauladan, tapi bisa dijadikan cermin agar kita semakin bijak dan lebih mantap menyongsong masa depan.
Some diligently search for the latest info; others simply look to tail the picks of well-liked betting personalities and discuss the motion as the video games play out. Even refined betting syndicates rely closely on Twitter. Football certainly one of the|is amongst the|is probably certainly one of the} major 온라인카지노 sports activities find a way to|you possibly can} wager on at Mr Green. Online sports activities betting certainly one of the|is amongst the|is probably certainly one of the} distant gaming actions in playing, authorised by the United Kingdom Gambling Commission. All sportsbook video games are authorized, although they comply with the betting guidelines as set by the Commission. Although betting favours the sportsbook, there are strategies ought to use|you must use} to extend the winning probability.
ReplyDelete